Senin, 27 Juli 2009
Negeri Nyiur Melambai : Mendulang Emas dari Industri Kopra
Indonesia adalah negara yang memiliki luas perkebunan kelapa nomer 1 di dunia. Luas kebun kelapa Indonesia 3,712 juta hektar (31,4% luas kebun kelapa dunia) dengan produksi kelapa kurang lebih 12,915 milyar butir (24,4% produksi dunia). Bobot tempurung kelapa mencapai 12% dari bobot buah kelapa. Dengan berat sebutir kelapa rata-rata 1,5 kg, maka potensi tempurung kelapa Indonesia yaitu 2324,7 juta ton/tahun.
Sejumlah daerah sentra-sentra kelapa di Indonesia seperti Riau, Lampung, Jambi, dan Gorontalo banyak mengolah kelapa menjadi kopra dan minyak baik minyak goreng atau minyak kelapa murni atau VCO (virgin coconut oil). Limbah berupa tempurung kelapa sangat potensial untuk dijadikan arang aktif berkualitas tinggi. Untuk menjadi arang aktif bahan baku berupa tempurung kelapa harus diarangkan dengan pirolisis. Proses pirolisis secara tradisional memakan waktu berjam-jam, mencemari lingkungan dan tidak ada heat recovery.
Teknologi pirolisis kontinyu mampu menghasilkan produk arang berkualitas tinggi dan produk biooil serta syngas. Selain analisis ekonomi dan aspek lingkungan, tools neraca massa dan neraca energi dapat digunakan sebagai analisis efisiensi suatu teknologi proses. Produk biooil dan syngas juga merupakan bahan bakar yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan bakar tungku, pemanas dan pembangkit listrik. Aspek lingkungan juga merupakan aspek utama yang menjadi fokus kami terbukti dari emisi gas buang proses pirolisis kami jauh dibawah standar emisi gas buang yang dipersyaratkan dan opasitas 0%.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar